Wayang Ringut dan Wayang Angkrek
Wayang Ringut dan Wayang Angkrek merupakan wayang asli buatan warga Kelurahan Nongkosawit. Wayang-wayang ini dibuat dengan latar cerita tokoh Hasan Munadi yang dianggap sebagai orang yang menjadi pendiri Kelurahan Nongkosawit. Wayang angkrek dibuat dari bahan kardus oleh Suyono warga Kampung Getas, Kelurahan Nongkosawit dan Wayang Ringut terbuat dari bambu yang dibuat oleh Pak Rohmad yang merupakan warga Kampung Randusari, Kelurahan Nongkosawit. Kedua wayang ini kemudian dipadukan untuk menokohkan cerita Hasan Munadi.
Rencana pembuatan wayang ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru terealisasi beberapa bulan yang lalu. Debut pertama wayang ini pada lomba Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) se Kota Semarang pada bulan Oktober tahun 2018 di Tinjomoyo dengan didalangi adalah Suyono sebagai pencipta wayang angkrek itu sendiri.
Tokoh yang diciptakan masih terbatas, yakni berjumlah 7 sosok yakni protagonis Hasan Munadi dengan dua pengikut yakni Kaso dan Jono serta Mbok Inang, dan tokoh antagonis Ki Nongko Sajugo, Ki Gori, serta Ki Bagal. Dalam penamaan tokoh antagonis pun dalang memilih nama-nama yang berhubungan dengan buah nangka. Karena sejarah kelurahan tersebut memang disebut-sebut dengan pohon nangka. Penampilan wayang dilengkapi dengan satu dalang, satu kempyang, satu kethuk, satu dengung, satu kendang, dan satu gong serta total pemain ada 5 orang.
Wayang ini akan dikembangkan di berbagai event kelurahan dan dapat turut serta menarik perhatian wisatawan dari luar untuk belajar sejarah kampung tersebut. Wayang ini juga sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Semarang sebagai salah satu aset kesenian Kelurahan Nongkosoawit.
Tinggalkan Balasan